PENJELASAN PENYAKIT PES (SAMPAR)
A. Definisi Penyakit Pes (Sampar)
Penyakit pas atau disebut pula dengan Yeisiniosis
pests maupun Pasteurellosis peslis merupakan penyakit yang memiliki sejarah
panjang di Indonesia. Penyakit ini pertama kali diketahui pada tahun 1910 melalui
pelabuhan Tanjung Perak. Surabaya. Setelah itu. diketahui pula telah memasuki
Tanjung Mas. Semarang tahun 1916. Penyakit ini juga diketahui telah menyebar
hingga Pelabuhan Cirebon pada tahun 1923, dan sampai di Pelabuhan tegal pada
tahun 1927.
Sekitar tahun-tahun tersebut yaitu antara tahun 1910
hingga tahun 1960 tercatat sejumleh 245.375 orang meninggal karena terjangkit
penyakit pes. Angka kematian tertinggi terjadi pada tahun 1934 yaitu korban
yang meningkat tercatat sebanyak 23.27$ orang. Panyakit pes ini begitu lama
menjangkiti masyarakat Indonesia. Bahkan tercatat hingga tahun 1999 masih
terdapat sejurnlah korban di sejumlah daerah di Selo dan Cepogo, Kabupaten
Boyolali (Jawa Tengah). Kecamatan Cangkringan (D.I. Yogyakarta), Kecamatan
Tosari, Puspo, Nongkojaiar, dan Pasrepan Kabupaten Pasuruan (Jawa Timur),
Penyakit pes juga menyerang hewan, misalnya pada
unggas, Penyakit pes yang menyerang unggas dikenal dengan Howl Plague Pada
ternak sapi penyakit pes dikenal dengan Rinderpest, sedang pada itik dikenal
dengan Duck Plague.
B. Penyebab Penyakit Pes (Sampar)
Penyakit ini disebabkan den bakteri Yersinia pestis
atau Patereurella pestis Oleh karena itu, penyakit ini juga dikenal sebagai
Yersiniosis atau Pasteurellosis. Pasteurellosis pada sapi, domba, dan kelinci,
yang menuniukkan gejala penyakit pneumonia kadang-kadang jugs disebut pneumotic
pateureliosis.
Pada dasarnya penyakit pes pada ternak baik unggas,
maupun hewan-hewan lain disebabkan oleh bakteri yang berbeda-beda. Akan tetapi,
hewan-hewan tersebut menunjukkan gejala yang hampir sama. Penyakit pes memang
dapat menjangkiii hampir semua hewan, namun hewan utama pembawa penyakit ini
yaitu hewan-hewan pengerat seperti kelinci, tupai, dan hamster terutama sekali
tikus. Anjing maupun kucing yang biasanya dijadikan hewan peliharaan maupun
hewan kesayangan dapat Pula menutarkan pes ke manusia.
tikus merupakan faktor utama penyebaran pes
Penularan dan penyebaran pes dari tikus ke manusia
yang utama melalui gigitan pinjal (flea) pada rambut-rambut tikus. Oleh karena
itu pinjal disebut sebagai vektor penyakit pes.
C. Gejala Penyakit Pes (Sampar)
Orang yang terinfeksi pes baru akan menderita sakit
(masa inkubasi) setelah 2-6 hari Akan tetapi, saat ini dikenal penyakit pes
jenis baru yang masa inkubasinya 2-4 hari.
Manusia yang terserang penyakit ini akan menunjukkan
gajala antara lain demam tinggi secara tiba-tiba tanpa sebab yang jelas, sesak
napas padahal orang yang bersangkutan bukan penderita asma. Berta batuk
kadang-kadang disertai darah. Seperti pada penyakit infeksi lainnya penyakit
ini juga disertai timbulnya pembengkakan kelenjar getah Bening (limfe) di
daerah ketiak, lipat paha, dan daerah sekitar leher.
D. Pencegahan dan Pengobatan
Oleh karena penyakit pes dapat menular hampir pada
semua hewan, diperlukan sikap bijaksana agar dapat mernuluskan langkah yang
tepat uniuk menghindari penyakit ini. Cara yang paling mudah dan murah yaitu
selalu menjaga kebersihan din maupun lingkungan.
pinjal
Kemungkinan pinjal-pinjal yang berasal dari tikus liar
berpindah ke tikus-tikus yang tinggal di pemukiman penduduk maupun tikus-tikus
yang menjadi hams pertanian warga, Melalui pinjal yang hidup pada tikus yang
hidup di perumahan inilah pes ditularkan kepada manusia, oleh karena itu,
usahakan selalu menghidari tempal-ternpat yang berpotensi sebagai sarang tikus,
karena tikus liar dapat membawa pinjal memasuki daerah pertanian rnaupun daerah
pemukiman
Orang-orang yang perlu mewaspadai penyebaran pes ini
yaitu para pekerja hutan, para pecinta alam, maupun orang-orang yang mengadakan
karya wisata di daerah hutan. Meskipun demikian kita juga harus mewaspadai
gigitan pinjal di lingkungan pemukiman penduduk, siapa tahu bahwa pinjal itu
membawa wabah pes,
Secara garis baser pes disebarkan dan ditularkan melalui tkus, pinjal, dan manusia. Penularan ini dapat terjadi maialui kontak langsung dengan hewan-hewan maupun penderita pes.
Secara garis baser pes disebarkan dan ditularkan melalui tkus, pinjal, dan manusia. Penularan ini dapat terjadi maialui kontak langsung dengan hewan-hewan maupun penderita pes.
Pengobatan yang dilakukan terhadap panderita pes yaitu
diberi antibiotik (pembunuh kuman). Penggunaan antibiotik harus teratur dan
terus manerus agar bakteri tidak menjadi kebal,
E. peraturan dan Perundangan
Penyakit ini merupakan penyakit yang memiliki sejarah
yang cukup lama di Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah juga memberikan
perhatian dengan membuat peraturan perundangan yang diharapkan dapat
mengantisipasi penyebaran pas. Saiah satu peratu ran yang mengaturnya yaitu
termuat di dalam peraturan Menteri Kesehatan RI No. 560/Menkes/PeriV111/1989
mengenai penyakit yang menimbulkan wabah. Selain peraturan tersebut, pemerintah
juga mengeluarkan peraturan mengenai penyebaran penyakit pea melalui surat
edaran Direktorat Jenderal PPM dan PLP No 451-i1PD.D3.04/1F/1991 tantang
pelaporan se rta pedoman penyelidikan epiderniologi dan penanggulangan kejadian
luar biasa. setts, tergabung dalam peraturan bersarna rnasyarakat dunia
mengenai wabah menular pada International Clasification of Disease (ICD).
Peraturan mengenai pancegahan penyebaran penyakit pes
juga ditujukan pada kernungkinan adanya penularan antarhewan dari luar daerah.
Oleh karena itu, perlu clibuat suatu peraturan dan perundangan mengenai
karantina baik Karantina Udara yang tercantum datam UU No.1/1962 dan Karantina
Laut dalam UU No 2/1962.
Namun, meskipun pemerintah telah mengeluarkan berbagai peraturan maupun perundangan untuk mencegah menjangkilnya pes di tengah rnasyarakat, semua peraturan tersebut tentu lidak dapat membuahkan basil secara maksimal larva adanya peran aktif rnasyarakat dafam mencegah dan mernberantas penyakit pes ini. Oleh
Namun, meskipun pemerintah telah mengeluarkan berbagai peraturan maupun perundangan untuk mencegah menjangkilnya pes di tengah rnasyarakat, semua peraturan tersebut tentu lidak dapat membuahkan basil secara maksimal larva adanya peran aktif rnasyarakat dafam mencegah dan mernberantas penyakit pes ini. Oleh
karena ilu, masyarakat harus dilibatkan dalam
pernberanlasan penyakit. Keterlibatan masyarakat dararn mewaspadai penyakit
pes. secara garis besar dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut.
- Kewaspadaan terhadap tikes dan pinjal dengan cara mengajak masyarakat aktif mernberanlas tikes sekaligus pinjalnya.
- Apabila ada anggota keluarga maupun masyarakat sekitar menderita saki’ dengan gejala-geiala berupa meningkatnya suhu tubuh (demam), disertai timhulnya benjolan (bubo) sebesar buah duke di sekitar daerah lipat paha. atau ketiak, serta muncul batuk berdahak secara tiba-riba, segera melapor ke RT. RW setempat maupun puskesmas terdekat.
- Apabila di sekitarnya terdapat anjing maupun kucing liar. hendaknya dilangkap kernudian diserahkan kepada dinas peternakan setempat agar dilakukan uji serologik sehingga dapat diketahui adanya kemungkinan terjangkitnya pes pada hewan-hewan tersebut, Dengan dernikian, penyebaran wabah pes dapat diantisipasi secepat mungkin.
- Mewaspadai banyaknya bangkai yang timbal akibat berbagai bencana alam, misalnya banjir, gempa bumi. maupun gunung meletus. Sebaiknya bangkai-bangkar tersebut segera dibakar atau dikubur dalam tanah.
- Sebaiknya ternak dipelihara di luar rumah, membersih-kan rurnah agar tikus tidak bersarang di dalam rumah, serta membuat konstruksi rurnah sedemikian rupa agar sinar malahari dapat memasuki setiap ruangan di dalam rumah.
sumber : disadur dari wikipedia